Friday, March 31, 2017

Puasa Sebelum Menikah Menurut Islam



Siapa yang tidak ingin mendapatkan pernikahan yang berkah dan penuh nikmat? Tentu semua manusia di dunia ini ingin sekali melangsungkan pernikahannya dengan lancar dan membina hingga rumah tangga yang sakinah mawaddah dan rahmah kekal hingga surga. Hal tersebut adalah keinginan dari semua orang.
Ada beberapa yang mengatakan bahwa untuk mendapatkan keberkahan pernikahan (pesta pernikahan atau walimah atau resepsi) alangkah baiknya untuk melakukan puasa sebelum melangsungkan akad nikah. Beberapa pendapat menganjurkan dan beberapanya tidak sepakat bahkan mengatakan bid’ah.
Bagaimana sebetulnya hukum puasa sebelum menikah? Dan apa yang seharusnya dilakukan para calon pengantin atau calon suami istri sebelum melangsungkan pernikahan menurut islam?

Puasa Dalam Islam

Dalam islam, puasa adalah rukun islam yang ketiga. Puasa adalah wajib hukumnya saat memasuki bulan ramadhan dan harus dilaksanakan sebulan penuh sebagaimana dalam surat Al-Baqarah. Di dalam islam selain terdapat puasa wajib terdapat pula puasa sunnah. Terdapat jenis-jenis puasa sunnah yang bisa dilakukan oleh umat islam. Tentunya dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Di dalam islam, pelaksanaan ibadah tentu tidaklah sembarangan dilakukan, apalagi dibuat aturan sendiri untuk melaksanakannya. Hukum-hukum atau fiqh tentang puasa tentu bersumber dari Al-Quran dan Sunnah Rasul yang kemudian dipelajari dan dipahami oleh ulama-ulama agama dengan berbagai disiplin ilmu. Untuk itu tidak bisa kita mengubah-ngubah hukumnya serta membuat aturan sendiri berkenaan dengan hal tersebut.
Dalam islam puasa artinya menahan diri dari hawa nafsu. Mulai dari makan, minum, dan melakukan hubungan suami istri. Ibadah puasa bisa batal karena hal-hal yang membatalkan puasa nya. Hal tersebut seperti haidh, nifas, berhubungan suami istri atau mengeluarkan cairan mani dari tubuh saat berpuasa.
Selain itu, dalam islam pahala puasa pun bisa berkurang akibat kurang bisa mengontrol hawa nafsu, seperti amarah, emosi, dan berbuat bohong. Hal ini terdapat dalam hadist nabi tentang puasa.
“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta serta kedunguan maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum “ (HR. Al-Bukhari, Ahmad dan lainnya)
Kemuliaan oran berpuasa pun terdapat dalam hadist yang mengatakan bahwa bau mulutnya melebihi minyak kesturi di sisi Allah. “Dan sesungguhnya ban (mulut) orang puasa itu lebih harum di sisi AIlah daripada aroma minyak kesturi. ” (HR. At-Tirmidzi dan ia berkata, hadits hasan shahih gharib)
Secara substansi ibadah, makna puasa bukan hanya sekedar tidak makan dan minum, apalagi sekedar untuk menunda makan atau membatasi makan hingga waktu magrib tiba. Dari hal itu, puasa dalam islam adalah suatu pelatihan untuk menahan hawa nafsu dan mengendalikannya hingga terlatih menjadi orang yang mampu menaklukkannya, bukan justru diperbudak oleh hawa nafsu.
“Betapa banyak orang puasa, bagian dari puasanya (hanya) lapar dan dahaga” (HR. Ahmad)
Untuk itu, puasa di sisi Allah adalah yang mampu memelihara hawa nafsu, sebagai pelatihan diri agar tidak mudah terjerumus atas godaan syetan yang terkutuk.

Hukum Puasa Sebelum Menikah

Di dalam islam, baik dalam Al-Quran ataupun Sunnah Rasul, tidak ada yang dinamakan dengan puasa sebelum menikah. Secara formal ajaran islam tidak pernah mensyariatkan hal tersebut. Untuk itu, puasa sebelum menikah tidak ada di dalam ajaran islam. Pernikahan yang sah dan berkah adalah yang sesuai dengan syarat-syarat akad nikah saja.
Pelaksanaan puasa sunnah di luar bulan Ramadhan ada sangat banyak. Sah-sah saja jika calon pengantin melaksanakan puasa sebelum menikah, berdoa, dan menahan diri dari berbagai godaan menjelang pernikahan. Akan tetapi, jika ingin berpuasa maka pelaksanaan puasa haruslah dengan niat dan kaidah sesuai yang telah disyariatkan. Misalnya ada banyak ibadah macam-macam puasa sunnah, seperti puasa senin kamis, puasa di bulan safar, puasa daud, dan lain sebagainya.
Selagi pelaksanaan puasa dilakukan sesuai dengan kaidah dan syariat islam yang telah diturunkan, maka tidak masalah untuk dilakukan. Secara formal puasa sebelum menikah tidak ada aturan dan sunnahnya. Untuk itu, pelaksanaan puasa sunnah yang sesuai syariah dilakukan sebelum menikah tidak menjadi masalah. Akan tetapi pelaksanaan puasa sebelum menikah karena memang berniat untuk puasa sebelum menikah tentu tidak sesuai dengan ajaran islam. Hal ini tidak termasuk dalam hukum pernikahan dalam islam dan fiqih pernikahan untuk wajib dilakukan, sifatnya optional dan tambahan saja.
Melaksanakan ibadah puasa bisa kapan saja dan saat kapan saja asalkan sesuai waktu, niat, dan aturan yang telah ditetapkan islam (dalam hal ini oleh Rasulullah dan pendapat para ulama). Pelaksanaan puasa sebelum menikah pun tidak harus selalu dilaksanakan tepat sebelum menikah. Kita bisa melaksanakannya jauh-jauh hari sebagai pelatihan diri agar tidak mudah terjeumus hawa nafsu lewat puasa sunah yang jelas ada. Bahkan puasa sebelum menikah tidak masuk pada syarat pernikahan dalam islam atau rukun nikah dalam islam.
Sebelum menikah calon pasangan tentunya belum memiliki status yang sah sebagai suami istri. Di masa-masa itu, biasanya calon pasangan mudah untuk tergoda setan, godaan hawa nafsu, dan ketidaksabaran dalam menunggu moment pernikahan. Alangkah lebih baiknya jika dijaga dengan berpuasa sunnah.

Persiapan Calon Pengantin Agar Pernikahan Berkah

Ada hal-hal lainnya yang bisa disiapkan agar calon pengantin mendapatkan pernikahan yang berkah dan juga siap mengarungi bahtera rumah tangga untuk mencapai sakinah, mawaddah, dan rahmah. Hal tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Meluruskan Niat Pernikahan untuk Ibadah Karena Allah SWT
Dalam islam, segala sesuatunya bergantung kepada niat. Niat yang baik akan menghasilkan perilaku yang baik dan sebaliknya bagi perilaku yang buruk. Untuk itu, pernikahan pun perlu adanya proses meluruskan niat agar berkah dan bernilai ibadah.
Ada saja manusia yang berniat menikah hanya untuk mendaptkan harta, mencari kekuasaan, pengakuan orang lain, atau bahkan hanya sekedar ingin melampiaskan hawa nafsunya, Dalam islam nikah bernilai setengah agama, atau menyempurnakan agama. Untuk itu, niat pernikahan harus diorientasikan untuk ibadah, sebagai bentuk ketaqwaan kepada Allah.
Pernikahan dengan nilai ibadah adalah niatnya untuk bisa melangsungkan rumah tangga sakinah ma waddah wa rahmah, saling mendukung untuk berbuat kebaikan, dan melaksanakan misi Allah terhadap manusia di muka bumi sebagai pengelola masyarakat (khalifah fil ard).
  1. Menambah Ilmu Pengetahuan terkait Pernikahan
Sebelum menikah alangkah baiknya juga mempersiapkan ilmu pengetahuan, agar pernikahan berlangsung lancar dan tidak kurang satu apapun. Untuk itu, ilmu sangat dibutuhkan agar umat islam bisa mempersiapkannya dan menghadapi berbagai tantangannya dengan baik. Membangun keluarga sakinnah, mawaddah, wa rahmah tentu bukan hal yang mudah. Untuk itu, sebelum pernikahan sah pun masing-masing pasangan wajib untuk menambah ilmunya terlebih dahulu agar siap menjalaninya.
  1. Menyiapkan Psikologis Menghadapi Dinamika Hidup yang Baru
Persiapan pernikahan bukan hanya menguras tenaga terjadang menguras psikologis dan mental. Untuk mengurangi hal tersebut, maka bisa dilakukan ibadah-ibadah agar hati menjadi tenang. Calon pasangan bisa berdoa, berdzikir, memperbanyak shalat dengan shalat sunnah, dan juga bergaul dengan orang-orang yang sudah berpengalaman menikah dengan meminta nasihat postifinya.
Dengan begitu, psikologis calon pengantin akan lebih tenang dan rileks. Tentu kegaitan yang dilakukan dengan bahagia, rileks akan lebih khusuk dan terencana dengan baik.





Sumber : dalamislam.com


via Bin Usrah
Read more

Mencukur Bulu Kemaluan Lelaki Dalam Islam



Mencukur atau merapihkan bulu pada kemaluaan pria sebenarnya dianjurkan oleh islam tujuannya agar terjaga kesehatan diseputar alat kelaminnya. Hukum mencukur bulu kemaluan di syahkan sebagai sunnah fitrah oleh kaidah islam, sebagaimana yang tersirat dengan jelas oleh Bukhoori (5890) dan Muslim (261) oleh ibnu umar radhiallahu’anhima bahwa nabi Muhammad berkata :
“Diantara fitrahmu yang baik adalah mencukur bulu kemaluan, menggunting kukumu dan merapihkan kumis.”
Tetapi para kaum pria harus tetap berhati hati jika ingin mencukur bulu kemaluannya , karena jika dilakukan dengan sembarangan atau asal bersih dan rapih saja, namun dengan menggunakan alat yang tidak steril dapat mempercepat datangnya keluhan kesehatan, diantaranya :
  • Mencukur bulu kemaluan sampai habis sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan munculnya Virus Moluskum Kontagiosum dengan cepat dan menyebar keseputar kulit kelamin dan meningkatkan resiko penyakit kelamin.
  • Mencukur bulu dengan sembarangan dapat mengakibatkan tumbuhnya kutil di seputar alat kelamin, yang awalnya ditandai dengan adanya benjolan kecil lunak disekitar tempat tumbuhnya bulu kemaluan yang pernah dicukur. Benjolan itu akan menyebar kearah selangkangan dan  paha yang menimbulkan nyeri dan terasa tegang pada otot ototnya.
  • Mencukur bulu secara total dapat menyebabkan resiko terjadinya peradangan  dan infeksi pada kulit dan mengakibatkan luka mikroskopis yang terasa panas tetapi disertai rasa gatal yang sangat mengganggu.
  • Mencukur dengan alat yang tidak steril dan mencukur bulu kemaluan sampai tidak ada yang tersisa tidak bau karena akan mempermudah masuiknya bakteri lewat air yang terkontiminasi kuman atau lewat udara yang dapat menimbulkan peradangan ringan, pembengkakan dan terserang infeksi Herpes.
  • Mencukur bulu kemaluan dengaan asal asalan dan hanya mementingkan kecepatan saja akan menciptakan micdrotear yaitu pori pori kulit yang mudah terinfeksi dan mempercepat tertularnya penyakit kelamin seperti HIV aids dan spilis.
Dalam mencukur bulu kemaluan diharuskan membaca basmallah, sebab seseorang akan membuka auratnya, dan mencegah jin maupun syaitan untuk melihatnya. (baca juga: keutamaan membaca basmallah)
Dinyatakan dalam hadis dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ستر ما بين أعين الجن وعورات بني آدم إذا دخل أحدكم الخلاء أن يقول : بسم الله
Artinya: “Penutup antara pandangan jin dan aurat bani adam adalah ketika mereka masuk kamar mandi, mengucapkan bismillah.” (HR. Turmudzi 606 dan dishahihkan al-Albani).
Adapun tujuan mencukur bulu kemaluaan pada pria adalah :
1. Untuk kebersihan dan kesehatan
Mencukur bulu kemaluan pada pria diutamakan untuk kesehatan dan kebersihan seputar alat kelamin agar terhindar dari bakteri, jamur dan kototran yang dapat menyebabkan infeksi dan penyakit kulit atau pebyakit kelamin.
2. Agar penis lebih terlihat proposional
Bulu disekitar kemaluan jika dibersihkan dan dirapihkan akan memberi efek ukuran penis terlihat lebih besar, bersih dan proposional. Bulu kemaluan yang lebat dan panjang serta berantakan atau tidak terawat hanya akan  membuat tampilan penis tidak terlihat bersih dan sehat.
3. Lebih terlihat menarik bagi pasangan
Mencukur bulu kemaluan hingga terlihat rapih dan bersih dapat menyebabkan lawan jenis atau pasangan lebih tertarik. untuk pasangan suami istri dapat memberi suasana yang lebih aktif dan bergairah ketika berhubungan intim. Bahkan Kondisi ini dapat menciptakan hubungan yang lebih harmonis bagi keutuhan rumah tangga yang sudah mencapai 20 tahun masa perkawinan.
4. Mencegah timbulnya bau tak sedap
Mencukur bulu kemaluan yang disesuaiaakan dengan standar kesehatan dapat terhindar dari berbagaia macam bau tak sedap yang disebabkan oleh partikel partikel kotoran yang terbawa lewat udara dan penggunaan sabun yang tidak disadari.
Bauy tak sedap sekitar kemaluan selain dapat membuat tidak percaya diri dapat pula menyebabkan tumbuhnya tungau atau kutu kelamin yang tersembunyi dibalik bulu kemaluan.
5. Kelenjar minyak seputar kemaluan menjadi stabil
Produksi minyak sekitar kemaluan akan terjaga agar tidak muncul berlebihan dan mampu tersaring dengan maksimal lewat bulu kemaluan yang tertata rapih, sehingga ketika kelenjar minyak keluar dengan berlebih tidak dihinggapi bakteri atau jamur karena akan segera distabilkan oleh bulu bulu kemaluan yang telah terawat dengan baik.
Cara meningkatkan kesehatan setelah mencukur bulu kemaluan pada pria
  • Pakaian dalam untuk pria lebih baik dipilih yang berbahan dasar katun yang dapat menyerap keringat dengan baik atau bahan yang mempunyai rongga rongga yang dapat menjadi ventilasi udara agar kelembaban diseputar kelamin tetap terjaga dengan seimbang,  sehingga mampu mencegah dan menghambat timbulnya bakteri dan jamur.
  • Pendukung utama untuk meningkatkan kesehatan ketika mencukur buku kemalauan pada pria adalah menjaga kebersihan pakaian dalam . Penggantian celana dalam disarnkan diganti setiap hari setelah selesai mandi atau ketika hendak berangkat tidur malam.
  • Mencuci penis dengan air hangat dan mengurangi pembersihana yang berlebihan dengan gel yang khusus untuk pembersih penis, atau dengan sabun karena dapat mengakibatkan iritasi dan pedih. Gel terbuat dari bahan dasar yang telah dicampur dengan bahan kimia seperti bahan pengawet atau wewangian.
  • Tidak memakai bedak atau deodorant di sekitar alat kelamin dengan alasan apapun karena bahan kimianya berpotensi menyebabkan iritasi dan gatal gatal jika bercampur dengan keringat.
  • Tidak memakai celana dalam yang masih basah atau lembab, karena bahan celana yang terbuaty katunpun yang masih basah tetap berpotensi mempercepat tumbuhnya jamur dan menyebabkan gatal dan ruam ruam kemerahan pada kulit.
  • Mengeringkan area kelamin setelah selesai mandi dengan menggunakan celana dalam yang baru dan ketika sedang tidak ada aktifitas berat dirumah sesering mungkin dianjurkan untuk memakai celana ukuran selutut dengan bentuk agak lebar atau celana pendek  katun untuk memperlancar sirkulasi udara agar mencegah terjadinya area yang lembab disekitar kemaluan.
  • Memakai gunting atau alat lain untuk mencukur bulu kemaluan pada pria dengan kondisi yanag masih baru dan benar benar tajam. Atau jika ingin menggunakan alat yang sama  dengan penggunaan yang lebih dari satu kali, dapat dibersihkan terlebih dahulu dengan cairan alkohol.
  • Tidak memakai celana dalam orang lain atau saling bertukar pakai dengan  teman, rekan kerja atau dengan orang lain, karena dapat menyebabkan penularan  atau pemindahan bakteri atau penyakit lain yang tidak diketahui.
Menjaga kesehatan sekitar kemaluan sebenarnya tidak sulit, asalkan dilakukan setiap hari dengan aturan yang benar. Perawatan kebersihan kemaluan pada pria bukan  hanya cukup pada penguntingan atau pencukuran dengan cara yang benar saja, tetapi harus juga didukung dengan makanan yang sehat.
Mengimbangi kesehatan dengan mengkonsumsi makanan bernutrisi yang sesuai standar empat sehat lima sempurna sangat dianjurkan agar dapat mewujudkan kesehatan yang maksimal. Kondisi kelembaban alami tyang selalu sehat terjaga dan pertumbuhan bulu bulu sekitar kemaluan yang tumbuh secara normal tak lepas dari tercukupinya nutrisi yang ada dalam tubuh.







Sumber : dalamislam.com



via Bin Usrah
Read more

4 Cara Mendapatkan Jodoh menurut Syariat Islam


Setiap manusia, Allah ciptakan dengan fitrah saling mencintai dan menyayangi satu sama lain, khususnya terhadap mereka yang berlawan jenis. Fitrah ini Allah ciptakan bukan semata-mata karena untuk memenuhi hawa nafsu manusia saja, melainkan karena memang untuk membangun keluarga yang sakinnah ma waddah dan rahmah.

Jodoh dalam Islam

Dari rasa cinta dan kasih sayang itu pula lah akan lahir keturunan dan juga kelestarian di muka bumi ini untuk saling mendidik dan menjaga. Hal itu bukan sebagai tujuan dari hidup, melainkan bagian dari hidup manusia untuk selalu beribadah kepada Allah SWT.
Untuk itulah, manusia memerlukan jodoh atau pasangan hidupnya agar dapat hidup bersama, bekerja sama, dan saling membangun keluarga yang baik di tengah-tengah masyarakat. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam Al-Quran, Surat Asy-syuara ayat 11,
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.”

Kedudukan Jodoh dalam Islam
Mencari jodoh dalam islam, bukan semata-mata hanya karena perasaan cinta dan hawa nafsu semata. Jodoh dalam islam tidak terlepas dari fungsi manusia hidup di muka bumi ini. Muslim yang tidak memahami kedudukan jodoh dalam islam tentu juga akan salah mendudukan dan mencari jodoh yang terbaik dalam hidupnya. Bagaimanapun juga, proses pencarian jodoh memerlukan ikhtiar dan usaha, serta doa terbaik dalam diri kita.
Berikut adalah kedudukan jodoh dalam islam yang harus manusia pahami sebelum proses ikhtiar mencari jodoh dilakukan.
  1. Membangun Keluarga
Islam memerintahkan masing-masing manusia untuk mencari pasangan dari lawan jenisnya untuk dapat membangun keluarga. Keluarga Dalam Islam ini dimaksudkan untuk dapat melangsungkan kehidupan bersama dan menghasilkan keturunan. Tentunya setiap muslim memiliki ujian dan tantangan tersendiri dalam membangun keluarga sehingga tidak ada keluarga yang ideal dan sempurna.
Untu itu, jodoh dalam membangun keluarga tentunya berfungsi untuk dapat menutupi kekurangan dan kelemahan masing-masing dalam membangun keluarga yang diorientasikan untuk beribadah dan menguatkan mencapai hidup dunia dan akhirat.
  • Terdapat Hak, Kewajiban, dan Fungsi
Ketika jodoh dan sudah menikah, tentu saja ada hak, kewajiban, dan fungsi yang harus dilakukan. Adanya jodoh tentu saja memiliki hak dan kewajiban agar masing-masing bisa saling memperkuat dan menutupi kekurangan masing-masing. Salah satu fungsinya adalah di dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari yaitu nafkah lahir. Untuk itu membutuhkan Perencanaan Keuangan Keluarga yang nanti dilakukan juga sebelum menikah.
  • Saling Mendukung Untuk Beribadah
Jodoh kita tentunya tergantung dari siapa kita. Untuk itu, jodoh berfungsi juga agar bisa saling mendukung untuk beribadah kepada Allah. Pencarian jodoh tentunya harus dikaitkan dengan ibadah dan agama yang kita pilih. Islam sendiri memerintahkan untuk mencari pasangan hidup yang baik agar semangat beribadah dan menghambakan diri kepada Allah semakin tinggi. Keluarga Sakinah Dalam Islam  dan Keluarga Harmonis Menurut Islam hanya akan didapatkan jika masing-masing jodoh mau berubah lebih baik dan saling mendukung beribadah.
  • Memenuhi Fitrah Manusia
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar Rum : 21)
Jodoh sendiri berfungsi untuk bisa memberikan ketentraman dan kenyamanan diantara masing-masingnya setelah menikah. Kasih sayang yang timbul karena cinta yang ada antar jodoh atau pasangan adalah karunia Allah bagi hamba yang mau memahami dan mendalaminya secara benar.
Tentu saja, fitrah manusia ini harus dijaga dan dilaksanakan agar kita mendapatkan kebahagiaan. Kebahagiaan ini Allah turunkan sebagia bentuk kasih sayang Allah agar manusia dapat melangsungkan kehidupan di dunia lebih baik, walaupun pastinya nanti akan selalu ada Konflik dalam Keluarga. Akan tetapi akan selalu ada jalan bagi mereka yang menyerahkan keluarganya atas dasar kecintaan pada Allah.
Cara Mendapatkan Jodoh Sesuai Aturan Islam
Sebagai seorang muslim, tentunya kita ingin mendapatkan seorang jodoh yang terbaik dan bisa memberikan kita kebahagiaan. Kebahagiaan tersebut tidak hanya di dunia namun juga menyelamatkan kita ketika di akhirat. Untuk itu, islam sendiri memberikan panduan agar mendapatkan jodoh yang terbaik.
Di dalam Ayat berikut Allah menjelaskan bahwa, “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga) “(QS An-Nur : 26)
Artinya, wanita yang baik-baik akan mendapatkan laki-laki yang baik. Begitupun sebaliknya. Untuk itu, walaupun Allah sudah Mengetahui dan Menguasai jodoh kita, tentunya semua itu bergantung dari siapa diri kita, sebaik apa kita, dan bagaimana kita dalam mengusahakan jodoh itu bertemu dengan kita. Berikut adalah jalan atau cara agar kita bisa mendapatkan jodoh sesuai dengan islam.
  1. Memilih Jodoh Atas Dasar Keimanan
Dalam sebuah hadist Rasulullah menyebutkan bahwa agama adalah hal utama dalam memilih jodoh atau pasangan. Untuk itu, sebagai muslim hendaknya kita melihat seseorang berdasarkan atas agamanya bukan atas harta, ketampanan atau kecantikan, keluarga terlebih dahulu. Agama adalah tiang dari keluarga, untuk itu, tiang ini tidak boleh dinomer duakan atau dikesampingkan.
Harta, ketampanan kecantikan, dan kedudukan sifatnya fana namun keimanan sifatnya membawakan kebahagiaan hingga akhirat. Tentu kita menginginkan jodoh yang dapat membawakan kita selamat kelak di akhirat.
  1. Selalu Memperbaiki Diri
Agar bisa mendatangkan jodoh yang terbaik, maka kita harus selalu memperbaiki diri kita. Tidak mungkin seseorang yang baik mau mendapatkan jodoh yang jauh kebaikannya dari dia. Seorang yang shaleh akan selalu mencari pasangan yang shalehah dan begitu sebaliknya. Sehingga, apapun yang terjadi jodoh kita akan selalu berawal dari diri kita. Jodoh yang baik tentu akan datang sesuai dengan kebaikan dan keshalihan diri kita.
  1. Berkumpul dan Bergabung Bersama Orang-Orang Shaleh
Jodoh dari Allah tentunya harus di usahakan atau dilakukan ikhtiat agar ditemukan. Biasanya pertemuan jodoh kita tergantung dari dengan siapa kita berkumpul, siapa saja teman-teman dan sahabat kita. Semuanya bergantung kepada lingkungan mana kita berkumpul.
Untuk itu jika kita menginginkan jodoh yang shaleh dan taat kepada Allah maka kita pun harus bergabung dan berkumpul bersama orang-orang yang shaleh. Dari situlah kita bisa menemukan orang-orang yang tentunya memiliki keimanan dan kekuatan taqwa.
  1. Berdoa dan Tawakal Kepada Allah
Selain berikhitar, tentu saja berdoa dan tawakal kepada Allah adalah hal yang harus dilakukan. Ikhtiar kita tentu akan menyombongkan diri kita jika kita tidak berdoa dan bertawakal kepada Allah. Tentu saja Allah tau yang terbaik dan menguasai persoalan hidup kita. Sehingga, kita serahkan segala urusan hanya kepada Allah SWT.
Dari semua penjelasan tersebut, mencari pasangan hidup adalah bagian dari beribadah kepada Allah SWT.  Dengan beribadah, kita dapat memahami arti dari Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama Dunia Menurut IslamSukses Menurut IslamSukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam .




Sumber : dalamislam.com


via Bin Usrah
Read more

Hujan menurut Islam – Nikmat atau Ujian?


Di dalam islam, segala apa yang diciptakan oleh Allah pasti memiliki makna dan tujuan tersendiri yang ingin dicapai. Semua gejala alam yang ada di semesta ini Allah ciptakan bukan tanpa tujuan dan manfaat bagi kehidupan manusia. Allah ciptakan angin, udara, air, tanah, manusia lain di muka bumi ini semata-mata agar manusia dapat hidup dengan baik dan beribadah hanya kepada Allah SWT.
Dari seluruh gejala alam, ada yang berupa kenikmatan dari Allah, berbentuk ujian, bahkan adzab bagi manusia. Salah satunya adalah mekanisasi hujan yang ada di bumi kita ini. Hujan bukan sekedar turunnya air di muka bumi, melainkan memiliki tujuan dan makna tersendiri bagi islam.
Hujan dibahas dalam Al-Quran karena fenomena alam adalah bagian dari Islam dan Ilmu Pengetahuan yang tidak bisa dipisahkan. Selain itu mempelajari fenomena alam, salah satunya hujan merupakan bagian dalam memperkuat  , Ilmu Tauhid IslamIlmu Filsafat Islam , dan Ilmu Kalam dalam Islam.
Berikut adalah penjelasan mengenai hujan menurut islam disertai hikmah dan makna yang bisa kita ambil.
Nikmat Hujan di dalam Al-Quran
Di dalam Al-Quran banyak sekali ayat-ayat Allah yang menjelaskan dan menyebutkan masalah hujan dalam kehidupan manusia. Untuk itu, hujan menyimpan berbagai makna dan fungsi mendalam yang jika kita renungkan sangat berpengaruh terhadap hajat hidup manusia di muka bumi. Berikut adalah ayat-ayat Allah yang berkenaan dengan hujan dan kenikmatan di balik peristiwa hujan.
  1. Hujan adalah Nikmat Bagi Manusia
“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. “ (QS Al A’raf : 57)
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa hujan adalah sebagai kabar gembira bagi manusia. Air hujan memberikan nikmat kepada manusia, menyuburkan tanah yang tandus dan menjadikan tanah-tanah tersebut menjadi subur dan tumbuh lah tanaman-tanaman yang bermanfaat bagi manusia. Buah-buahan, sumber makanan tentunya didapatkan dari proses antara siklus hujan dan juga panen.
Sering kali manusia mengeluh jika hujan datang, namun di sisi lain seharusnya manusia bersyukur karena hujan adalah nikmat yang Allah berikan. Hujan Allah berikan dalam sunnatullah yang sempurna. Hujan tidak datang setiap hari melainkan sesuai siklusnya. Jika tanpa hujan tentu manusia tidak akan bisa menikmati air yang bersih, akan kehausan, kurangnya sumber makanan dan buah-buahan, serta kekeringan.
  1. Hujan untuk Mensucikan Diri
“(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu)” (QS Al-Anfal : 11)
Jika kita memahami ayat di atas, maka kita bisa memahami bahwa air hujan dapat mensucikan diri kita. Air hujan adalah sumber air di muka bumi kita. Untuk itu dari air tersebut dapat digunakan dalam hal :
  • Berwudhu
  • Mandi
  • Membersihkan Hadas
  • Menjaga kenetralan suhu udara dalam tubuh, dsb
Manusia dapat membayangkan sendiri apabila tanpa air hujan yang Allah turunkan dengan segala hukum alam yang dibuat-Nya dengan Kebesaran-Nya, tentu manusia tidak akan bisa menikmati rezeki dalam bentuk kesucian dan kebersihan diri. Seperti yang kita ketahui bahwa kebersihan dan kesucian diri adalah awal dari kesehatan lahir dan batin diri manusia.
  1. Hujan adalah Sumber Rezeki Manusia
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS Al-Baqarah : 22)
Di balik peristiwa hujan, terdapat banyak sekali sumber rezeki disana. Buah-buahan dan sumber kehidupan berasal dari air. Bahkan bumi kita ini sebagian besarnya dipenuhi oleh air. Begitupun tubuh manusia yang juga didominasi oleh air. Air menjadi kebutuhan dasar atau utama manusia. Untuk itu, adanya siklus hujan membuat kita bisa melaksanakan kehidupan di muka bumi ini dengan jumlah air yang cukup.
Kasus-kasus kekeringan tentunya mengajarkan kita bahwa betapa pentingnya air dari hujan yang diturunkan oleh Allah. Tanpa-nya manusia akan kekeringan dan kehilangan hidupnya.
Hujan Bisa menjadi Ujian atau Peringatan dari Allah
Selain dari bentuk kenikmatan dari Allah, hujan  juga bisa menjadi bentuk ujian atau peringatan dari Allah terhadpa manusia. Hal tersebut sebagaimana yang disebutkan oleh Allah dalam ayat-ayat Al-Quran sebagai berikut.
  1. Hujan Batu adalah Peringatan Allah
“Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu.” (QS Asy syuara : 173)
Hujan batu adalah bentuk peringatan oleh Allah terhadap manusia yang ingkar dan mendustakan ayat-ayat dan hukum-hukum Allah. Tentunya hal ini pernah terjadi dalam sejarah yaitu kaum dari Nabi Luth yang menolak dakwah nabi Luth dan membudayakan homoseksual di masyarakatnya.
Untuk itu, angin besar dan hujan batu Allah turunkan kepada masayrakat Nabi Luth yang tidak mau mengikuti kebenaran. Kali ini hujan yang Allah turunkan bukan beruba kenikmatan melainka peringatan seperti adzab bagi mereka yang ingkar pada rukun imanrukun islamIman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman.
  1. Ketakutan Saat Hujan
“atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir” (QS Al Baqarah : 19)
Ketakutan bisa saja muncul ketika hujan terjadi. Hujan yang disertai oleh petir dan kilat tentu saja adalah peristiwa yang bisa membuat manusia memunculkan ketakutan. Untuk itu, biasanya orang-orang akan khawatir atau takut mati ketika muncul peristiwa tersebut. Untuk itu Allah mengingatkan bahwa orang-orang kafir akan takut mati tetapi mereka tidak pernaah taat dan mengikuti apa yang Allah perintahkan.
  1. Hujan dapat menjadi Bencana
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar Rum : 41)
Sebagaimana yang Allah sampaikan dalam ayat di atas, bahwa di muka bumi bisa saja terjadi peristiwa yang membuat manusia merugi. Hal tersebut adalah karena manusia berbuat kerusakan. Adanya hujan bisa menjadi bencana bagi manusia contohnya saja banjir atau longsor sampah akibat manusia lalai dalam menerapkan sunnatullah dalam hal alam.
Sejatinya segala yang Allah ciptakan bisa menjadi nikmat, rezzeki, ujian bahkan adzab bagi kita sesuai dengan apa yang kita lakukan dan telah laksanakan di muka bumi. Tentunya kita ingin selalu jadi hamba Allah yang bersyukur dan senantiasa menjadikan apa yang Allah berikan sebagai bentuk usaha kita dalam mencapai Tujuan Penciptaan Manusia,Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama.




Sumber : dalamislam.com


via Bin Usrah
Read more

Sunnah Sebelum Tidur Menurut Islam



Rasulullah adalah tuntutan dari umat islam yang segala perilaku dan moralitasnya adalah bagian dari teladan yang harus diikuti oleh umat islam. Aturan islam dan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah selalu memiliki tujuan dan hal pemecahan masalah yang ingin diselesaikan. Mencontoh sunnah Rasul tentu saja tidak akan sama sekali merugikan manusia. Tidak ada Sunnah Rasulullah yang berusaha menjerumuskan manusia namun membawa manusia ke jalan kebenaran.
Aturan islam tentu saja tidak akan ada yang merugikan sedikitpun pada manusia. Hal ini sebagai bagian dari fungsi iman kepada Allah SWT dan manfaat beriman kepada Allah SWT.  Orang-orang beriman akan merasakan manfaatnya melaksanakan perintah dan anjuran Rasullullah. Hal ini pun menjadi bagian dari keutamaan cinta kepada Rasulullah bagi ummat islam yang mengamalkan sunnahnya. Untuk itu fungsi agama  dan fungsi Al-Quran bagi umat manusia adalah mengatur dan menuntun manusia agar benar kehidupannya.
Termasuk dalam hal tidur, Rasulullah memberikan tuntunannya sebelum umat islam melakukan istirahatnya. Tentu saja umat islam alangkah lebih baiknya jika melakukannya sebelum tidur sebagaimana Rasullah lakukan. Hal tersebut akan dijelaskan dalam artikel kali ini.

Fungsi Tidur dalam Kehidupan Manusia

Tidur adalah salahj satu aktivitas manusia. Walaupun saat itu manusia dalam keadaan tidak sadar dan juga tidak melakukan berbagai aktifitas gerak yang tinggi, namun saat tidur manusia masih bernafas, fungsi organ-organ dan tubuh lainnya masih juga berfungsi. Untuk itu secara substansi, manusia masih dapat dikatakan beraktivitas dalam proses tubuhnya.
Selain untuk beristirahat, tidur juga dapat berfungsi untuk mengatur ritme kerja jantung. Ketika manusia beraktivitas berat maka aktivitas jantung pun juga semakin berat dan adrenalin meningkat. Ketika tidur, aktivitas kerja jantung menjadi lebih normal bahkan santai karena tidak ada tekanan pikiran atau aktivitas berat yang menyertainya. Untuk itu, hal ini juga menjadi waktu jantung beristirahat.
Begitupun dengan hal pikiran atau aktivtias otak. Saat tidur, yang bekerja hanyalah pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar adalah memori yang tersimpan dan tentu bekerja secara acak tanpa kesadaran manusia. Saat itu pikiran kita pun beristirahat sejenak, sehingga ketika sudah diistirahatkan pikiran manusia bisa lebih kencang digunakan untuk esok harinya.
Tidur juga tentunya sebagai bagian dari aktivitas yang menunjang pada Tujuan Penciptaan Manusia dalam Islam, Hakikat Penciptaan Manusia menurut Pandangan Islam, Konsep Manusia dalam Islam, proses penciptaan manusia menurut Islam. Tentu saja jika dilalaikan akan membuat aktivitas melaksanakan tujuan hidup manusia sebagai khalifah fil ard akan terganggu.

Hal-Hal yang Dianjurkan Rasulullah Sebelum Tidur

Hal-hal berikut adalah aktivitas yang dianjurkan Rasulullah kepada umat islam sebelum tidur. Selain menenangkan jiwa tentu juga menjaga kesehatan tubuh. Tentunya berharap ketika bangun tidur bisa lebih fresh dan siap untuk menjalani aktivitas lagi sebagaimana aktivitas dalam kehidupan dan ibadah manusia. Berikut adalah beberapa sunnah sebelum tidur :
  1. Tidur dalam Kondisi Berwudhu
Dianjurkan bagi umat islam untuk melaksankana wudhu sebelum ia tidur. Hal ini tentu menjaga kesucian diri sekaligus memelihara jiwa kita agar tetap dalam kondisi yang bersih secara fisik dan jiwa. Untuk itu, wudhu adalah hal yang dianjurkan Rasulullah SAW.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu” (HR. Bukhari dan Muslim)

  1. Tidur dalam Posisi Berbaring ke Kanan
Sebagaimana dijelaskan dalam hadist di atas, maka berbaring ke sebelah kanan adalah hal yang dianjurkan oleh Rasullulah SAW. Selain itu dalam aspek kesehatan berbaring ke sebelah kanan dapat menjaga aktivitas jantung lebih terjaga karena tidak memikul beban berat dan tertindih badan.
Aktivitas jantung yang lebih terjaga dapat membuat segar dan fit saat bagun di pagi hari. Bahkan, bagi muslim yang ingin bangun lebih awal untuk shalat malam pun juga lebih sehat ketika aktivitas jantung saat tidur bisa berjalan normal.
  1. Membaca Doa Sebelum Tidur
Sebelum tidur Rasulullah mengajarkan untuk membaca doa sebelum tidur. Islam mengajak umatnya untuk senantiasa berdoa kapan dan dimanapun aktivitas itu akan dimulai dan diakhiri. Hal ini menunjukkan bahwa setiap dari aktivtias manusia yang beriman semuanya semata-mata dijalankan untuk beribadah kepada Allah saja. Maka itu saat mulai atau mengakhiri membaca doanya.
Doa sebelum tidur adalah: “Bismika allahumma amuutu wa ahyaa”.
Hal ini sebagaimana dalam hadist berikut, dari Hudzaifah, ia berkata, “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendak tidur, beliau mengucapkan: ‘Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: “Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).” (HR. Bukhari)
  1. Tidur di Awal Malam
Tidur di awal malam adalah waktu yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Tidur di awal malam dapat membuat seorang muslim bangun lebih awal untuk shalat malam dan shalat subuh yang tidak tertinggal. Tidur yang terlalu larut membuat manusia lelah dan lesu di pagi harinya. Selain itu juga bangun kesiangan akibat tidur terlalu larut dapat membuat aktivitas jantung tidak sehat dan memperlambat mekanisme alami dalam tubuh.
Hal ini sebagaimana disampaikan dalam hadist berikut, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat ‘Isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya.” (HR. Bukhari)
Selain itu, para ulama pun memiliki pendapat yang sama. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Ibnu Baththol, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak suka begadang setelah shalat ‘Isya karena beliau sangat ingin melaksanakan shalat malam dan khawatir jika sampai luput dari shalat shubuh berjama’ah. ‘Umar bin Al Khottob sampai-sampai pernah memukul orang yang begadang setelah shalat Isya, beliau mengatakan, “Apakah kalian sekarang begadang di awal malam, nanti di akhir malam tertidur lelap?!” (Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, Asy Syamilah)
Tidur memang aktivitas alami manusia yang mungkin jarang terpikirkan atau direncanakan. Namun manfaat dan efek dari tidur bukan hal sepele yang jika dilalaikan akan membuat manusia tidak sehat dan kealamian tubuhnya dapat rusak. Untuk itu, wajib bagi umat islam untuk mengatur tidurnya sesuai dengan anjuran Rasulullah diatas.




Sumber : dalamislam.com


via Bin Usrah
Read more

Hukum Percaya Ramalan Menurut Islam – Boleh atau Tidak?



Sering kali manusia menginginkan hidupnya sukses dan terencana dengan baik menurut kesuksesan Dunia Menurut IslamSukses Menurut IslamSukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam. . Akan tetapi, sering kali usaha untuk sukses dan merencanakan hidup tersebut dilakukan bukan atas dasar aqidah dan syariat yang benar dalam islam. Segala cara bahkan hal-hal yang mengandung kesyirikan dilakukan agar bisa mencapai tujuannya.
Salah satu yang sering dilakukan masyarakat dan tanpa sadar mengikutinya adalah persoalan ramalan. Dalam hal ini umat islam perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan ramalan dan juga ramalan seperti apa yang dilaran oleh islam, sehingga bisa mendekatkan kepada kesyirikan.
Padahal Allah telah berfirman dalam Al-Quran “Katakanlah (hai Muhammad) tidak ada seorang pun yang ada di langit dan di bumi mengetahui perkara gaib kecuali Allah saja” (QS : An-Naml: 65)
Sebelum menentukan boleh atau tidaknya ramalan, tentu kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan ramalan, jenisnya, dan pandangan islam terhadap ramalan itu sendiri. Dengan mengetahui seluk beluknya secara detail, maka umat islam tidak akan terjebak dalam ramalan yang menyesatkan dan menjerumuskan manusia pada kesyirikan.

Pengertian Ramalan

Secara umum, ramalah berarti memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang dengan pendapat atau perkiraan manusia. Ramalan sendiri bersifat prediktif karena tidak ada yang bisa memastikan atau menentukan secara pasti tentang kondisi mendatang kecuali hanya kekuasaan Allah SWT.
Hal ini dikarenakan ramalan berasal dari makhluk Allah yang sangat realtif bukan mutlak. Dalam memperkirakan atau memprediksi terkadang manusia sering keliru atau salah karena banyak variabel atau aspek-aspek yang terlewat dan tidak masuk dalam perhitungan. Untuk itu, ramalan manusia sering kali meleset atau keliru.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering kali melakukan ramalan-ramalan. Tentunya ramalan sendiri bukan hal yang harus 100% dipercaya secara mutlak dan dijadikan sebagai pegangan utama dalam kehidupan. Ramalan bisa bersifat reference atau malah bahkan diharamkan ketika masuk ke dalam ranah syirik atau menduakan kebesaran Allah SWT.

Jenis-Jenis Ramalan dan Contohnya

Dalam pengertiannya ramalan bersifat prediksi atau perkiraan yang akan datang. Secara umum, ramalah terdiri dari 3 jenis. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis ramalan.
  1. Ramalan Ilmiah
Ramalan ilmiah adalah ramalan yang berasal dari perkiraan yang berbasiskan ilmu pengetahuan atau keilmiahan. Ramalan seperti ini, masih diperbolehkan dan tidak diharamkan selagi memiliki manfaat dan kemasalahatan yang bagi ummat.
Allah sendiri memberikan perintah untuk mengikuti pengetahuan bukan hawa nafsu, “Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun” (QS Ar-Rum :29)
Contoh Ramalan yang berbasis kepada fakta ilmiah, data, dan penelitian ini misalnya adalah:
  • Prediksi turunnya hujan
  • Prediksi turunnya bencana.
  • Prediksi kelahiran bayi.
  • Prediksi akibat sebuah penyakit.
  • Prediksi kondisi kesehatan.
  • Prediksi keuangan.
  • Prediksi karakteristik suatu benda atau alam.
Prediksi-prediksi ini bersifat ilmiah dan menggunakan ilmu pengetahuan alam yang benar. Jika digunakan sesuai sunnatullah yang Allah berikan tentu akan memberikan manfaat yang banyak bagi ummat manusia.
Akan tetapi, walaupun bersifat ilmiah dan memiliki dasar pengetahuan ramalan ini pun juga bisa saja salah. Hal ini dikarenakan adanya kelemahan manusia, ketidaktelitian, kurangnya variabel yang diperkirakan, dan lain sebagainya. Untuk itu, penempatan ramalan ini hanya bersifat perkiraa, reference, dan bukan sebagai kepercayaan mutlak sebagai satu-satunya yang benar.
Contohnya adalah perkiraan dokter terhadap kelahiran bayi, bisa bersifat benar dan bisa bersifat salah karena berubah-rubahnya kondisi dan variabel. Dan itulah titik kelemahannya manusia.
  1. Ramalan Berasal Dari Jin atau Tanpa Dasar
Ramalan yang berasal dari ilmu hitam, jin, atau orang pintar (six sense), adalah hal yang dilarang oleh islam.
Hal ini disampaikan dalam Al-Quran dalam QS Jin : 8-10, “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui rahasia langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan lontaran api. Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan berita-beritanya. Tetapi sekarang barangsiapa yang mencoba mendengar-dengarkan seperti itu tentu akan menjumpai lontaran api yang mengintai untuk membakarnya. Dan sungguh dengan adanya penjagaan tersebut kami tidak mengetahui apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Rabb mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.”
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Jin bisa mencuri informasi masa depan. Untuk itu, banyak sekali peramal atau orang-orang yang merasa bisa membaca masa depan tanpa dasar apapun karena bisikan setan atau berkawan dengan jin. Hal inilah yang mendekatkan kepada kesyirikan, karena telah menggantungkan informasi ghaib kepada jin atau setan.
Dalam hal lain, ada juga yang merasa memiliki kemampuan untuk membaca masa depan, padahal dirinya hanyalah manusia dan juga memiliki keterbatasan. Hal ini juga disampaikan dalam sebuah hadist.
“Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu menanyakan kepada tentang satu ramalan, maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam” (HR. Muslim)
Contoh meminta ramalan dari seorang yang menggunakan orang pintar, jin, atau dukun yang diharamkan adalah:
  • Meminta ramalan jodoh.
  • Meminta ramalan rezeki.
  • Meminta ramalan kematian.
  • Meminta ramalan nasib beberapa tahun kedepan atau waktu kedepan.
  • Meminta ramalan pekerjaan yang akan didapatkan.
  • Ramalan Bintang atau Zodiak.
  • Dan lain sebagainya.
Hal ini tentu dilarang, karena semuanya bergantung kepada doa dan ikhtiar manusia bukan pada apa yang diramalkan. Nasib manusia bisa berubah ketika manusia bisa berusaha dengan ikhtiar yang kuat dan ketawaqalan kepada Allah SWT. Jangan sampai kita mengikuti ramalan jin, paranormal, atau dukun hingga bertentangan dengan rukun imanrukun islamIman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman.

Hikmah Menjauhi Ramalan Jin, Dukun, atau Paranormal

Ada banyak sekali hikmah jika kita menjauhi bahkan tidak mempercayai ramalan-ramalan yang berasal dari jin, dukun, atau paranormal. Mereka semua tentu bukan informasi yang valid, bisa sangat salah, bahkan tidak ada pendasaran yang kuat dari apa yang telah diramalkannya.
  1. Menjaga Keimanan Kepada Allah SWT
Kita dapat terhindar dari kesyirikan jika mengindari ramalan tersebut. Tentu saja setan selalu menggoda manusia dari berbagai pintu dan usaha. Untuk itu, jika tidak mempercayai dan menggunakan ramalan kita telah menutup satu pintu godaan setan dan menjaga keimanan kita, agar tetap yakin dan terjaga.
Keimanan kepada Allah adalah hal utama karena merupakan pondasi dari Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama.
  1. Ikhtiar dan Tawakal Lebih Kuat
Dengan selalu menjauhi ramalan, tentunya ikhtiar kita lebih kuat dan lebih besar. Hal ini dikarenakan kita fokus pada usaha bukan pada apa yang diramalkan oleh orang lain. Tentu saja keberhasilan orang lain tentu berdasarkan kepada ikhtiar yang kuat dan ketawakalan kepada Allah SWT. Semoga kita terhindari dari usaha-usaha jin, setan, dan kejahatan manusia terhadap keimanan dan kesyirikan terhadap Allah SWT.




Sumber : dalamislam.com


via Bin Usrah
Read more